Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Juli 21, 2023

Kata Dosen Di Tahun 2009, Waktu Itu

Membuka kembali buku-buku tentang Sejarah kepemimpinan Islam di masa lalu, membuat pikiran saya terbang keman-mana. Ketika masih kuliah dahulu kala, seminggu sekali saya sempatkan membaca buletin karya HTI yang mengampanyekan umat Islam untuk kembali kepada konsep khilafah, dan membuang jauh demokrasi. Seorang kakak angkatan bilang bahwa untuk membantah HTI ini rasanya mudah, yaitu dengan menunjukkan bahwa zaman Umayyah dan Abbasiyah, banyak raja zaman itu yang berlaku zalim terhadap rakyatnya. Tapi saya dan kakak angkatan saya sebenarnya tidak begitu paham yang dimaksud khilfah oleh HTI itu mengacu pada periodisasi zaman yang mana.

Pernahkan kita membaca atau mendengar peristiwa kelam yang terjadi di jaman Yazid bin Muawiyah menjadi pemimpin Bani Umayyah? Atau apa yang terjadi di awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah? Atau mungkin yang terjadi dengan peristiwa kelam yang terjadi pada Dinasti Mamluk? Jika belum, silakan membacanya, dan jika sudah saya mempunyai sebuah pertanyaan “Apakah memang tabiat manusia yang menjadi pemimpin untuk takut atau khawatir jika ada kekuatan lain yang berseberangan dengan mereka atau berbeda suara dengan mereka?”

Baca Selengkapnya..
Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | November 11, 2019

Ringkasan Buku Rekayasa Sosial Karya Jalaluddin Rakhmat (V)

Manusia-manusia Besar

“History of the world is the biography of the great man.”

Demikian pendapat Thomas Carlyle yang tertulis dalam bukunya yang berjudul Heroes and Hero Worshipers. Dia juga memberikan ulasan kepada Rasulullah saw. yang membawa bangsa Arab dari bangsa yang terasing dalam perjalanan dunia, menjadi pemimpin dunia.

“Aku katakan bahwa manusia besar selalu seperti halilintar yang membelah langit, dan manusia lain hanya menunggu dia seperti kayu bakar”, kata Carlyle. Inilah teori the great man. Manusia besar mampu membuat api yang membakar kayu bakar, meski hanya datang dalam waktu singkat. Perjalanan dunia ini adalah goresan perjalanan dari manusia-manusia besar.

Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | November 2, 2019

Ringkasan Buku Rekayasa Sosial Karya Jalaluddin Rakhmat (IV)

Bab IV akan menjelaskan tentang kepribadian yang menghambat rekayasa sosial. Kepribadian itu disebut dengan homo orbaicus, versi Indonesia dari homo sovietcus. Homo sovietcus, diteliti dan ditemukan pada orang Polandia. Ternyata ditemukan kemiripan dengan kepribadian orang Indonesia yang selama 32 tahun dikuasai orde baru.

Homo Orbaicus

Pada dasarnya ditemukan dua kepribadian yang saling bertolak belakang dalam diri homo sovietcus. Dalam istilah psikologi disebut dengan schizophrenia.

Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Oktober 28, 2019

Ringkasan Buku Rekayasa Sosial karya Jalaluddin Rakhmat (III)

Pada Bab III, akan dibahas bagaimana ide bisa mempengaruhi perubahan sosial. Pada Bab selanjutnya akan dibahas perubahan sosial karena tokoh besar (V) dan karena social movement (VI).

Ide menentukan sejarah

Dalam Marxisme, yang mengubah sejarah, masyarakat, dan bangsa adalah teknologi, struktur ekonomi, dan penggunaan alat produksi bukan ide atau gagasan. Kita kenal teori ini sebagai materialisme sejarah.

Karl Marx membagi 2 struktur masyarakat, yaitu suprastruktur dan infrakstruktur. Keduanya seperti software dan hardware dalam komputer. Menurut Marx, ideologi atau kepercayaan dan lain-lain itu ditentukan oleh struktur ekonomi.

Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Mei 22, 2019

Refleksi Pesta Demokrasi 2019

Menurut prediksi saya, lima tahun ke depan nuansa perpolitikan nasional akan sama dengan lima tahun belakangan ini. Selama lima tahun terakhir ini, nuansa isu dan wacana politik cenderung memanas dan terbagi. Diperparah lagi pasca pilkada DKI yang dimenangkan Anies Baswedan yang diawali isu penistaan agama oleh lawannya, BTP alias Ahok.

Secara pribadi saya berharap ada rekonsiliasi nasional. Presiden terpilih harusnya mendinginkan suasana dengan kerjanya, bukan hanya pada saat pidato. Di podium bilang “saya boleh dikritik”, tapi jaringan pendukungnya yang terkoordinasi selalu menyerang siapa saja yang mengkritik. Apalagi sekarang ini, sedikit-sedikit lapor polisi. Apalagi aparat terlihat sekali biasnya dalam penanganan setiap pelaporan. Keadilan itu adalah apa yang menguntungkan bagi penguasa. Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Desember 15, 2017

Lakon Wayang dan Kekinian

Beberapa waktu lalu, saya diajak untuk menonton pertunjukan wayang orang di gedung kesenian sebuah kota. Waktu itu, lakon yang dimainkan adalah “Geger Maespati”. Lakon ini berkisah tentang keinginan Rahwana yang ingin menikah lagi. Sayangnya wanita yang ingin dia nikahi adalah Dewi Citrawati, yang merupakan istri dari Prabu Sasrabahu,  Raja Maespati.

Bermula dari Rahwana yang sedang inspeksi ke negara-negara jajahannya mendapat musibah. Tendanya terkena banjir luapan air sungai, yang ternyata disebabkan karena dibendung Prabu Arjuna Sasrabahu yang sedang pacaran dengan istrinya. Rahwana marah dan ingin menantang duel Sasrabahu, ditambah dia terpesona dengan kecantikan Citrawati. Lalu terjadilah pertempuran itu. Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | November 26, 2017

Euforia Pasca Kemenangan Anies-Sandi

Ternyata setelah kemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI, kita masih saja bisa menyaksikan keributan-keributan yang menyertainya. Baiklah, kalau dikatakan keributan mungkin terlalu berlebihan, kita sebut saja perdebatan. Nah, perdebatan-perdebatan yang muncul, baik di media sosial maupun di portal-portal berita bisa kita ikuti setiap hari. Mulai dari hal-hal yang remeh temeh tidak penting, seperti masalah sepatu, sampai masalah yang cukup penting, seperti masalah APBD.

Nah, masalahnya kritikan-kritikan yang diberikan kepada Anies-Sandi seringkali dilontarkan oleh para bekas pendukung pasangan Badja, yang kalah pada pilkada kemarin. Bahkan mereka sering menyebut pasangan Anies-Sandi dengan sebutan Gabener-Wagabener, plesetan dari Gubernur-Wakil Gubernur. Karena seringnya berasal dari pihak yang itu-itu saja, maka para pendukung Anies-Sandi pun selalu mengajak para temanAhok untuk move on dari pilkada DKI yang baru saja usai. Akan tetapi, perang masih saja berlangsung.
Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | September 26, 2017

Memulai Lagi

Dalam beberapa kali kesempatan mengikuti ceramah atau kajian keislaman. Sering kita dapati pembicara hanya menyampaikan sebuah ayat pendek atau hadits yang pendek. Akan tetapi, sang pembicara menjabarkan ayat atau hadits itu selama satu sampai 2 jam. Saya pribadi, jujur, kagum dengan pembicara model seperti ini, karena ini menandakan luasnya pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu, kemampuan mereka menyambungkan kisah-kisah yang tepat dengan materi menandakan banyaknya buku-buku yang mereka habiskan. Apalagi, jika mereka mampu mengemasnya dengan tambahan joke-joke ringan sebagai selingan. Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Januari 30, 2017

Bersama Hujan

Beberapa teman yang punya hobi menulis atau pernah punya hobi menulis mengatakan kalau hujan merupakan saat-saat dimana inspirasi mengalir dengan deras. Ada juga yang mengatakan ketika hujan turun, maka kenangan-kenangan akan masa lalu yang indah akan bangkit. Katanya hujan itu 90 % kenangan dan 10 % air.

Baca Selengkapnya..

Oleh: bin Sugeng bin Tarno Suwito | Januari 6, 2017

Memahami Wara Sembadra

Masih teringat dalam pikiran saya, bagaimana ketika Ki Dalang menggambarkan pandangan tokoh-tokoh di jagat pewayangan, memandang kecantikan Wara Sembadra. Sembadra itu, kalau sedang sendirian terlihat biasa saja. Tidak begitu cantik atau istimewa. Tetapi, kalau sedang berkumpul dengan istri-istri Pandawa lainnya, menjadi terlihat paling cantik. Konsep penggambaran yang waktu itu saya kebingungan untuk mencerna. Walaupun sekarang masih juga sebenarnya.

s54-sembadra_solo-1

Sembadra adalah gambaran ideal wanita priyayi Jawa, atau mungkin juga gambaran idel bagi wanita Jawa siapapun. Seorang wanita yang anggun, yang lemah lembut, yang tenang, yang sederhana, yang patuh kepada suami. Kalau ukurannya fisik tentu bersifat relatif. Baca Selengkapnya..

Older Posts »

Kategori